Bangka Belitung, Mediapolisi.com
Di tengah kabut kesedihan yang melanda kehidupan tiga anak yatim, Ade Sherli, Reynaldi Vieri, dan Claudia alias Nia, Pemerintah Desa (Pemdes) Terak, Kabupaten Bangka Belitung, hadir dengan penuh empati. Ketiga anak tersebut, yang baru saja kehilangan tempat tinggal mereka akibat tindakan pamannya, Dandong, kini mendapatkan harapan baru berkat langkah konkret dari Pemdes dan tim advokat Babel pembela anak yatim tersebut.
Suhaili, Kepala Desa Terak, menyampaikan rencana untuk mengembalikan ketiga anak tersebut ke rumah mereka pada hari Sabtu, 21 September 2024.
Bersama perwakilan dari tim advokat Kantor Firma Hukum Hangga Off, pihak kepolisian, dan tokoh masyarakat, mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa anak-anak ini kembali ke tempat yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dan kasih sayang.
Dalam pernyataannya, Suhaili menekankan, “Kami telah mencabut surat jual beli lahan yang dikeluarkan sebelumnya. Kami berjanji untuk menjaga hak-hak anak yatim ini.”
Ia menyadari betapa pentingnya untuk memberikan rasa aman kepada anak-anak yang telah mengalami kehilangan besar.
Selain itu, ia juga menyarankan agar permasalahan yang melibatkan paman dan pihak pembeli diselesaikan dengan cara yang baik, tanpa merugikan hak-hak anak-anak.
Kisah ini menggambarkan lebih dari sekadar permasalahan hukum; ini adalah perjalanan untuk mengembalikan harapan dan masa depan bagi tiga anak yang tak berdaya.
Dalam proses ini, dukungan dari masyarakat setempat pun sangat terasa. Warga bersama-sama berupaya memberikan semangat dan memastikan bahwa anak-anak tersebut merasakan kehangatan dan dukungan dari komunitas.
Kepedulian Pemdes Terak ini adalah cerminan dari tanggung jawab sosial yang mendalam.
Di tengah berbagai tantangan, mereka berusaha keras untuk memastikan bahwa setiap anak, terutama yang kehilangan orang tua dan rumah, tidak merasa sendirian.
Mereka percaya bahwa anak-anak adalah masa depan, dan mereka berhak atas perlindungan serta kasih sayang.
Saat hari keberangkatan tiba, ketiga anak yatim tersebut akan diantar pulang dengan penuh harapan.
Dalam perjalanan tersebut, mereka tidak hanya kembali ke rumah fisik, tetapi juga ke lingkungan yang mendukung dan mencintai mereka.
Dengan kehadiran Pemdes, tim advokat, dan elemen masyarakat, anak-anak ini akan merasakan bahwa ada harapan baru dan kebangkitan semangat dalam menjalani hidup yang lebih baik. (KBO Babel/ MB)