Barito Utara, Madia polisi.com – Ketua PD IWO Barito Utara, Hison : “Kepada semua pihak tolong dihargailah profesi kami wartawan, karena dengan menjadi wartawan kami bisa menghidupi dan mencukupi kebutuhan keluarga kami.”
Faktakalteng.id – Telah diberitakan sebelumnya bahwa di Kabupaten Barito Timur (Kalimantan Tengah) Puluhan Wartawan Media melakukan aksi menyampaikan aspirasinya ke DPRD Tamiang Layang Bartim. Karena mereka merasa di anak tirikan oleh Pemkab Bartim dan juga Diskominfo setempat, terkait Nilai Kontrak kerjasama Media dengan Pemda Bartim dan Dikominfo. Pada Kamis 15 Agustus 2024.
Persoalan tersebut menarik perhatian Ketua Dewan Pimpinan Ikatan Wartawan Online (IWO) Barito Utara, Hison yang faktakalteng.id wawancarai dikediamannya di Muara Teweh pada Jumat, 16 Agustus 2024. Hison angkat bicara.
Menanggapi berita aksi unjuk rasa rekan-rekan media disana, dirinya mengatakan bahwa “Saya turut prihatin atas apa yang berlaku disana, sebagai seprofesi wartawan, saya mendukung langkah yang kawan dan rekan disana ambil dalam menyampaikan aspirasinya dengan damai dan beretika,” Sampainya.
Hison juga mengatakan bahwa “Jika hal tersebut, juga hampir sama dengan yang kami alami di Barito Utara, ya…Sebelas-dua belas sepertinya ada istilah yang dimunculkan, yaitu wartawan pemerintah dan wartawan Bodrex,” kekehnya tersenyum.
Lebih lanjut, Hison juga menginformasikan bahwa di Barito Utara ini anggota IWO ada sekitar 23 orang. Yang terdiri dari berbagai macam media yang tergabung dalam organisasi Profesi Wartawan IWO Barito Utara, dan saya dipercaya menjabat sebagai Ketua PD IWO di Muara Teweh,” Hison menjelaskan.
Kemudian Hison membeberkan bahwa ” Selama ini, berdasarkan keluhanan dan uneg-uneg kawan-kawan anggota IWO. Pihak Pemkab dan pihak Kominfo Barito Utara, terkesan kurang perhatian kepada para wartawan Non Kontrak sehingga menimbulkan kesenjangan yang sangat kentara sekali. Bahkan hal kecil terkait jadwal kegiatan Pemkab Barut pun’ pihak Kominfo terkesan sulit membagikan jadwal kepada wartawan Non Kontrak, dan itu kentara sekali, terlihat perlakuan yang berbeda kepada wartawan Non kontrak oleh pihak Kominfo Barut,” Jelasnya.
Hison menjelaskan “Kita sama-sama tahu, kalau profesi wartawan adalah usaha seseorang dengan menjual jasa dalam menulis dan membuat suatu produk berita yang akan dipublikasikan, untuk kelangsungan hidupnya. Saya lihat sebenarnya’ banyak kawan-kawan wartawan Non Kontrak yang dulunya baik dalam menulis serta perilakunya, kini menjadi agak Bar-Bar dalam pemberitaannya. Akibat kurangnya penghargaan dan apresiasi terhadap profesi wartawan, oleh pihak swasta, dinas, instansi dan masyarakat kepada insan wartawan jurnalistik. Banyak wartawan yang berkompeten berpaling haluan yang dulunya baik, kini menjadi wartawan nakal akibat kurangnya perhatian pihak-pihak pemangku kepentingan dan jabatan, yang memandang dengan sebelah mata saja profesi insan media.” Ungkapnya.
Diakhir wawancara, Hison menitipkan pesan bahwa “Kepada semua pihak, tolong dihargailah profesi kami wartawan, karena dengan menjadi wartawan kami bisa menghidupi, mencukupi kebutuhan keluarga. Jadi janganlah menghakimi profesi wartawan itu adalah hal yang buruk dan itu tidak lah semua, masih ada wartawan yang baik dan idealis, dan profesional. Wartawan yang dicap buruk dan nakal itu hanyalah oknum saja. Serta perlu diingat, baik buruknya situasi daerah berdasarkan dari produk berita yang dituliskan wartawan.” Tutupnya mengakhiri wawancara. (Agus)